Bayang-Bayang Kasus Abepura 2002: Benny Wenda, Penghasutan dan Kekerasan, sampai kerusuhan berdarah

Benny Wenda, Penghasutan dan Kekerasan, sampai kerusuhan berdarah

Kasus hukum Benny Wenda di Abepura tahun 2002 kembali mencuat. Keterlibatan dalam kerusuhan berdarah memunculkan pertanyaan soal integritas dan kredibilitasnya sebagai aktivis Papua di kancah internasional.


Aktivis Papua yang Sarat Kontroversi

Nama Benny Wenda kerap diidentikkan dengan isu kemerdekaan Papua Barat. Ia menjadi figur sentral di luar negeri dalam membawa narasi tentang pelanggaran HAM di Papua. Namun di balik citra internasionalnya, Wenda menyimpan sejarah panjang kontroversi yang masih menjadi sorotan hingga kini — terutama kasus pidana yang melibatkan dirinya di Abepura pada tahun 2002.


Kasus Abepura 2002: Penghasutan dan Kekerasan

Menurut laporan investigatif dari The Guardian serta arsip kasus lokal, Benny Wenda ditangkap dan diadili di Papua pada tahun 2002 atas tuduhan menghasut dan berperan dalam kerusuhan di Abepura, yang menyebabkan pembakaran sejumlah bangunan dan menewaskan seorang anggota kepolisian.

Dalam proses persidangan, Wenda menolak seluruh tuduhan tersebut dan menyatakan dirinya dikriminalisasi karena aktivitas politiknya. Namun, catatan pengadilan menunjukkan bahwa banyak saksi yang tidak hadir dan proses hukum berjalan tidak tuntas hingga akhirnya Wenda melarikan diri dari tahanan dan kemudian memperoleh suaka politik di Inggris.

Kasus itu meninggalkan jejak panjang — bukan hanya dalam sejarah hukum Indonesia, tetapi juga dalam reputasi Wenda sebagai tokoh Papua di mata dunia.


Kritik: Bayangan Kasus Lama yang Belum Terjawab

Meski telah hidup di Inggris dan aktif dalam diplomasi internasional, kasus hukum 2002 di Abepura masih menjadi catatan kontroversial yang kerap disebut oleh pengamat politik dan hukum di Indonesia.
Banyak pihak menilai bahwa Wenda belum pernah menuntaskan pertanggungjawaban hukum atas peristiwa tersebut.

Pengamat menilai hal ini memunculkan dilema moral: bagaimana seorang yang pernah terjerat kasus kekerasan dan penghasutan bisa memposisikan diri sebagai “juru bicara perdamaian” di forum internasional?

Kritik semacam ini juga diperkuat oleh fakta bahwa Wenda tidak lagi berada di Papua dan telah menjadi warga negara Inggris, sehingga hubungannya dengan masyarakat Papua di tanah air dinilai semakin longgar.


Dari Kasus Hukum ke Panggung Politik Global

Setelah melarikan diri dari tahanan di Jayapura, Benny Wenda memperoleh suaka politik dari pemerintah Inggris.
Sejak saat itu, ia aktif dalam kampanye internasional melalui organisasi seperti Free West Papua Campaign (FWPC).
Namun langkahnya di dunia politik global tidak lepas dari sorotan tajam. Banyak pihak menilai bahwa Wenda lebih banyak menggunakan isu Papua sebagai alat diplomasi politik internasional, ketimbang berfokus pada perbaikan kondisi nyata masyarakat Papua di Indonesia.

Deklarasi “pemerintahan sementara Papua” yang ia umumkan pada 2020, misalnya, juga dinilai tidak memiliki dasar hukum dan tidak diakui secara resmi oleh lembaga mana pun, sebagaimana telah ditegaskan oleh Lemhannas dan Kementerian Luar Negeri Indonesia.


Pertanyaan Besar: Siapa Sebenarnya Benny Wenda bagi Papua?

Gabungan antara kasus hukum yang belum tuntas, status kewarganegaraan asing, dan deklarasi politik tanpa dasar hukum menimbulkan pertanyaan mendasar:
Apakah Benny Wenda masih dapat dianggap sebagai representasi sah perjuangan rakyat Papua, ataukah ia kini hanya simbol politik yang hidup di luar negeri dan berbicara atas nama rakyat yang tidak lagi mengenalnya secara langsung?

Fakta bahwa banyak kelompok di Papua sendiri menolak klaim kepemimpinannya menunjukkan bahwa legitimasi moral Wenda kini semakin lemah.


Kesimpulan: Bayangan Kasus Abepura Tetap Membayangi

Kasus Abepura 2002 menjadi bab yang tak pernah benar-benar tertutup dalam perjalanan karier Benny Wenda.
Meskipun ia berhasil membangun citra internasional sebagai aktivis Papua, bayangan kasus hukum dan keraguan atas kontribusinya terhadap masyarakat Papua tetap menghantui.

Hingga kini, publik masih menunggu jawaban: apakah Benny Wenda akan menuntaskan jejak masa lalunya dan kembali berkontribusi nyata bagi Papua, atau terus melangkah sebagai figur politik di luar negeri yang kehilangan akar perjuangannya?


Komentar